Pintu di Masjid al-Aqsha bentuknya adalah gerbang untuk memasukinya. Beberapa pintu berada di pagar kota al-Quds dan pintu lainnya berada di pagar Masjid al-Aqsha. Masjid al-Aqsha yang mempunyai luas 14,4 hektar tentu tidak hanya ada satu atau dua pintu untuk memasukinya. Disana terdapat sepuluh pintu masuk yang sampai saat ini masih terbuka. Pintu-pintu ini terdapat di sebelah utara dan barat masjid. Ada empat pintu lainnya sudah tertutup dinding karena alasan keamanan. Pintu yang tertutup ini merupakan pintu pagar yang berbatasan langsung dengan kota suci al-Quds. Pintu-pintu ini terdapat di sebelah timur dan selatan masjid. Berikut nama-nama pintu yang terdapat di Masjid al-Aqsha dan sejarah pembangunannya
- Pintu Al-Asbat
Pintu ini terletak di sebelah utara paling kiri Masjid al-Aqsha. Diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 610 H./1213 M. ketika ada renovasi lorong utara dan diperbaharui juga pada masa-masa selanjutnya. Pada pojok pintu bagian dalam terdapat tangga yang terkoneksi langsung ke lorong utara, sedangkan pintu bagian luar masjid berbentuk persegi panjang melengkung yang runcing dengan lebar sekitar 2 meter dan mempunyai tinggi 4 meter. Pintu masuk ini mempunyai dua daun pintu yang terbuat dari kayu. Dilihat dari jenis kayu, daun pintu ini dibuat pada masa kini.
- Pintu Hittah
Pintu ini berada diantara pintu kuno masjid yang terletak di sebelah utara, di lorong utara. Posisinya diantara madrasah al-Karimiyah dan madrasah at-Turbah al-Auhadiyah. Diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 617 H./1220 M. ketika al-Malik al-Mu’adzam Isa berkuasa.
- Pintu Al-Atam
Pintu ini berada diantara pintu Hittah dan pintu Ghawanimah di sebelah utara Masjid al-Aqsha. Orang-orang Bait al-Maqdis menamainya dengan Al-Atam, yang berarti gelap. Ada beberapa nama lain dari pintu ini, diantaranya pintu Raja Faisal, dinisbatkan kepada raja Faisal bin Husain, raja Syiria yang datang ke Mal-Aqsha pada tahun 1930 M. melalui pintu ini. Nama lainnya adalah pintu ad-Duwaidariyah, karena disampingnya terdapat madrasah ad-Duwaidariyah dan pintu ini dinisbatkan kepadanya. Juga disebut pintu Syaraf al-Anbiya. Pintu ini diperbaharui pada masa pemerintahan al-Malik al-Mu’adzam bin al-Malik al-Adil Abu Bakar bin Ayyub dari kesultanan Ayyubiyah pada tahun 610 H./1213 M. Perbaikan ini dilakukan ketika renovasi lorong utara.
- Pintu Al-Gawanimah
Pintu Al-Ghawanimah: Ini adalah pintu pertama pada ruwak gharbi (lorong barat). Posisinya berada di sebelah timur laut dari Masjid al-Aqsha. Didirikan pada masa Umawiyah, dan pintu ini juga dikenal dengan sebutan pintu al-Walid, dinisbatkan kepada al-Walid bin Abdul Malik. Diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 707 H./1307 M. ketika mulai dibangun lorong barat. Pintu ini agak kecil, bentuknya persegi panjang. Antara lebar dan tinggi pintu sangat berbeda. Pintu masuknya terbuat dari kayu dan terdapat satu daun pintu untuk mengatur keluar masuk orang. Untuk memasuki pintu ini dengan menaiki delapan anak tangga. Diatasnya terdapat rumah penduduk. Pintu ini pernah dibakar oleh pemukim yahudi tahun 1998, kemudian sudah diperbaiki.
- Pintu An-Nazir
Pintu An-Nazir: Diantara nama lain dari pintu ini adalah pintu al-Habs, yang artinya penjara. Dinamakan dengan pintu al-Habs karena dekat dengan penjara pada masa kesultanan Turki. Nama lainnya adalah pintu al-Majlis. Pintu ini terletak di sebelah barat Masjid al-Aqsha. Telah diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah pada tahun 600 H./1203 M.
- Pintu Al-Hadid
Pintu Al-Hadid: Posisi pintu ini berada di sebelah barat Masjid al-Aqsha. Pintu ini adalah salah satu dari beberapa pintu yang merupakan cabang dari jalan bab al-‘Amud, salah satu jalan masuk benteng al-Quds. Dinamakan juga pintu Argun karena diperbaharui pada masa Amir Argun yang wafat tahun 758 H./1356 M. Argun dalam bahasa arab berarti al-Hadid (Besi). Jauh di atas pintu terdapat ruangan yang pernah difungsikan pada masa Mamalik. Ditengah-tengahnya terdapat jendela persegi empat yang dikelilingi batu dengan ornament melengkung berbentuk zig zag. List jendela tersebut dengan batu warna merah dan putih.
- Pintu Al-Qatanin
Pintu Al-Qatanin: Berada di sebelah barat dari Masjid al-Aqsha. Diantara pintu masjid yang paling utama dan paling besar, sejajar dengan pasar Qathanin. Ketika Sultan Mameluk Muhammad Qalawun berkuasa, ia memerintahkan gubernurnya al-Amir Saifuddin an-Nashiri untuk merenovasi pintu ini pada tahun 737 H./1333 M.
- Pintu Al-Mitharah
Pintu Al-Mitharah: Berada di sebelah barat Masjid al-Aqsha, yang mengarah langsung ke tempat wudhu. Oleh karenanya dinamakan pintu al-Mitharah yang artinya pembersihan. Pintu ini termasuk pintu lama sebagaimana pintu-pintu lainnya. Diperbaharui pada masa pemerintahan Mamalik tahun 665 H./1266 M. oleh al-Amir Adaghidi, atau tahun 666 H./1267 M oleh al-Amir Alauddin al-Bashiri.
- Pintu As-Silsilah
Pintu As-Silsilah: Berada di sebelah barat Masjid al-Aqsha, yang beririsan dengan lorong barat. Sebagian orang mengatakan pintu ini ada dua, bukan satu. Pintu pertama dinamakan As-Silsilah (rantai) karena diyakini dulunya terdapat rantai yang tergantung di pintu. Pintu kedua dinamakan As-Sakinah. Pintu kedua ditutup, dibuka hanya dalam kondisi darurat. Pintu yang selalu dibuka adalah pintu As-Silsilah. Pintu gerbang ini diperbaharui pada masa pemerintahan Ayyubiyah tahun 600 H./1266 M. ketika al-Malik al-Adil Saifuddin Abu Bakar memerintah. Bagian atas pintu As-Silsilah tertutup kubah. Kubah ini berdiri di atas dinding-dinding pintu. Dekorasi kubah sangat indah karena berbentuk persegi delapan. Bagian atas pintu terdapat bangunan berupa ruangan, yang sejarah pembangunannya kembali ke zaman Mameluk dan Kesultanan Turki Utsmani.
- Pintu Al-Magharibah
Pintu Al-Magharibah: Pintu ini juga dikenal dengan sebutan pintu An-Nabi atau pintu Al-Buraq. Karena diyakini, melalui pintu ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam Masjid al-Aqsha ketika malam isra’. Sedangkan dinamakan dengan pintu Al-Magharibah, karena pintu ini mempunyai akses langsung ke perkampungan orang-orang Maroko (Morocco distric). Kampung ini sudah digusur dan digantikan dengan perkampungan yahudi. Diperbaharui pada masa Kesultanan Mameluk tahun 737 H./1336 M. ketika Sultan Nasir Muhammad Qalawun berkuasa. Dari arah luar masjid, pintu ini berbentuk melengkung diatasnya. Dari arah dalam masjid, pintu ini berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar, 2:3. Terbuat dari kayu dengan satu daun pintu. Pintu ini beratapkan dua kubah. Di sebelah utara pintu ini terdapat masjid kecil yang dinamakan Masjid Al-Buraq. Masjid ini dibangun pada masa Mameluk pada tahun 707-737 H. Masjid ini berbentuk persegi empat dengan ketinggian mencapai 3 meter.
- Pintu Ar-Rahmahdan At-Taubah
Pintu Ar-Rahmah: Pintu kedua di sebelah timur Masjid al-Aqsha. Terdiri dari dua pintu masuk, yang dinamakan dengan Ar-Rahmah dan at-Taubah. Pintu Ar-Rahmah berada di sebelah selatan dan pintu At-Taubah berada di utara Masjid al-Aqsha. Dulu pintu ini terbuka hingga datangnya perang salib. Tentara salib menjadikan pintu ini sebagai pintu masuk untuk menyerang Masjid al-Aqsha dan kota al-Quds. Kemudian pintu ini ditutup pada masa Sultan Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari berbagai serangan. Di dalam pintu ini Shalahuddin menuliskan salah satu potongan ayat al-Qur’an surat al-Hadid: 13
“Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman: Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu. Kepada mereka dikatakan: Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). Lalu diantara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab”. Adapun orang-orang Yahudi dan Nashrani menyebut pintu ini dengan sebutan pintu Az-Zahabi (emas) dan meyakini bahwa Isa bin Maryam akan datang melewati pintu ini pada akhir zaman, sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
- Pintu Al-Janaiz
Pintu Al-Janaiz: Pintu ini berada di sebelah timur Masjid al-Aqsha. Pagar masjid sebelah timur juga merupakan pagar (benteng) kota al-Quds. Di pagar ini hanya ada dua pintu, yaitu pintu Al-Janaiz dan pintu Ar-Rahmah. Pintu Al-Janaiz khusus digunakan untuk membawa janazah dari masjid ke makam rahmah, di samping masjid. Ditutup pada masa Sultan Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari berbagai serangan.
- Pintu Ats-Tsulasi
Pintu Ats-Tsulasi: Berada di selatan masjid, dan menjadi pintu masuk ke mushalla Marwani. Ditutup atas perintah Sultan Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari serangan. Tahun 1990-an, penjajah zionis membangunkan tangga untuk mencapai pintu ini, demi menguasai mushalla Marwani, tapi dicegah oleh Yayasan al-Aqsha yang dengan segera merenovasi mushalla dan menjadikannya tempat shalat. Rencana zionis gagal.
- Pintu Al-Muzdawij
Pintu Al-Muzdawij: Al-Muzdawij berarti dua. Dinamakan demikian karena pintu tersebut berjumlah dua. Posisinya berada di selatan masjid. Dibangunkan pintu ini sebagai pintu masuk Amir dan Sultan untuk shalat di Masjid Qibli sebagai imam shalat. Karena pintu ini berhimpitan langsung dengan istana Bani Umayyah yang berada di selatan masjid. Pintu ini sudah ditutup atas perintah Shalahuddin untuk menjaga masjid dan al-Quds dari serangan. Karena pagar Masjid al-Aqsha di sebelah selatan juga menjadi pagar kota al-Quds.
- Pintu Al-Munfarid
Pintu Al-Munfarid: Tidak banyak literatur sejarah yang menjelaskan tentang pintu ini karena kondisinya yang telah tertutup ketika masa sultan Shalahuddin memenangkan perang salib dan membuka Masjid al-Aqsha.
Sumber: Dr. Saiful Bahri M A,
Ensiklopedia Mini Masjid al-Aqsha