Kubah yang terdapat di Masjid al-Aqsha

by admin
6003 views

Kubah adalah banggunan setengah bentuk bola yang diletakkan diatas atap. Dibangunnya kubah difungsikan sebagai tempat pengajaran, tempat ibadah, I’tikaf atau untuk memperingati suatu acara. Saat ini di Masjid al-Aqsha, kubah dijadikan kantor Urusan Wakaf Islam, tempat Pengadilan Syariah dan tempat pengajaran al-Qur’an serta hadits.  Jumlah kubah di Masjid al-Aqsha sebanyak 15 kubah, yang pembangunannya terjadi kembali pada beberapa zaman pemerintahan Islam yaitu masa Bani Umayyah, masa Ayyubiyah, masa Mameluk dan masa Utsmaniyah. Berikut nama-nama kubah  dan posisinya di Masjid Al-Aqsha: 

Pertama: Kubah Masa Bani Umayyah 

  1. Kubah ash-Shakhrah

Posisi kubah tepat berada di atas ash-Shakhrah al-Musyarrafah. Kubah besar ini berlapiskan emas, tingginya 35m, dengan diameternya 20m. Di bagian paling atas terdapat bulan sabit setinggi 4 meter. Di dalam kubah terdapat dekorasi, mozaik dan kaligrafi indah. Kubah ash-Shakhrah terbagi menjadi dua: bagian dalam dan luar. Antara kubah bagian dalam dan luar terdapat jarak sekitar satu meter. Kubah bagian dalam terbuat dari kayu yang dilapisi dengan kapur emas. Adapun kubah bagian luar, dulunya terbuat dari timah yang dilapisi emas, kemudian bahannya diubah menjadi lempengan timah yang dilapisi alumunium emas hingga tahun 1950 an. Pada tahun 1995, kubah ditutup dengan seng yang dicat dengan emas murni, yang menghabiskan sekitar 24 kg emas. 

Bangunan kubah sejak masa Umayyah hingga masa Utsmaniyah tertutupi dengan ukiran mozaik. Ketika Sultan Sulaiman al-Qanuni dari Utsmaniyah berkuasa, beliau memerintahkan untuk mengganti mozaik dengan ubin berkaca berwarna biru. Ubin kaca ini terbuat dari keramik keras yang dilapisi dengan cat halus dan menyala. Ketika Sultan Abdul Hamid kedua berkuasa, beliau memerintahkan untuk menuliskan Surat Yasin di sekeliling bangunan persegi delapan. Tulisan ini ditulis oleh kaligrafer yang bernama Muhammad Syafiq. 

  1. Kubah As-Silsilah

Kubah As-Silsilah dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan pada tahun 65-68 H./685-688 M. Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang sebab asal muasal  pembangunannya, tapi kebanyakan mengatakan bahwa ia dibangun sebagai tempat untuk memonitor pembangunan kubah Ash-Shakhrah dan sebagai miniatur awal kubah ash-Shakhrah. Kubah ini berada di sebelah timur dari kubah ash-Shakhrah dengan jarak tiga meter. 

Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pernah duduk di dalamnya untuk mengawasi rakyatnya. Sebagaimana kubah ini pernah dipakai untuk proses belajar mengajar dan tempat shalat serta beribadah lainnya. Ketika tentara salib menguasai Masjid al-Aqsha, kubah ini dijadikan gereja dengan nama “Gereja Saint James”. Kubah ini memiliki sebelas tiang yang terbuat dari marmer dan satu mihrab yang berada di sebelah barat (arah kiblat). Selain sebelas tiang tadi, terdapat enam tiang lainnya berada di dalam. Enam tiang ini mengangkat leher kubah yang berbentuk segi enam. 

Kedua: Kubah Masa Ayyubiyah

  1. Kubah al-Mi’raj 

Kubah al-Mi’raj adalah salah satu kubah yang berada di pelataran kubah ash-Shakhrah ke arah barat laut. Kubah ini dibangun oleh Al-Amir Al-Isfisihlar Izzuddin, Gubernur al-Quds pada masa kesultanan Ayyubiyah tahun 597 H./1201 M. Tujuan dibangunnya kubah ini adalah untuk mengenang mi’raj nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Bangunan kubah ini berbentuk persegi delapan dengan satu mihrab di arah kiblat. Dindingnya tertutup dengan marmer putih dan pintunya berada di sebelah utara. Bangunan ini berdiri diatas 30 tiang. Di atasnya terdapat kubah yang terbuat dari lembaran timah. Di atas kubah juga terdapat kubah kecil lainnya bagaikan mahkota di atas kepala. Kubah ini sudah pernah direnovasi pada masa kesultanan Utsmani. Sekarang bangunan ini dipakai untuk kantor Urusan Pembangunan Masjid al-Aqsha. 

  1. Kubah Musa

Kubah Musa berada di pelataran barat Masjid al-Aqsha, antara pintu As-Silsilah di barat dan kubah An-Nahwiyah di timur. Dibangun oleh al-Malik Najmuddin Ayyub pada tahun 647 H./1249 M. Nama kubah ini diambil dari salah satu guru yang pernah mengajar di sana, atau juga bisa dinisbatkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam. Kubah ini dinamakan juga dengan kubah asy-Syajarah karena dulunya banyak pohon rindang di sekitarnya. Ada juga yang menamakan dengan kubah yang luas.  

Bangunan kubah ini berbentuk persegi empat dengan satu mihrab di arah kiblat. Panjang dan lebarnya masing-masing enam meter. Terdapat 6 jendela dan pintu masuknya berada di sisi utara. Bangunan kubah ini juga berdiri di atas masthabah yang mempunyai mihrab tersendiri. Pada saat ini kubah tersebut digunakan untuk ruangan tahfiz al-Qur’an. Di sinilah pertama kali markaz al-Qur’an berdiri dan sampai sekarang masih mengeluarkan para alumni penghapal dan pembelajar al-Qur’an. 

  1. Kubah an-Nahwiyah 

Kubah an-Nahwiyah berada di sebelah barat daya dari pelataran ash-Shakhrah. Dibangun oleh al-Malik Syarafuddin Abu Mansur Isa al-Ayyubi pada tahun 604 H./1207 M. sebagai tempat untuk pendidikan dan pengajaran ilmu sharaf dan nahwu. Nama kubah ini dinisbatkan dengan fungsinya. Bangunan ini terdiri dari 3 ruang di dalamnya, dan di salah satu ruang sebelah barat terdapat kubah diatasnya. Pintu masuknya menghadap ke utara. Ketika tentara Inggris menjajah, kubah ini berubah menjadi perpustakaan. Kini, bangunan kubah telah menjadi kantor pengadilan agama tingkat banding yang merupakan bagian dari kantor pengadilan agama di al-Quds. 

  1. Kubah Sulaiman

Berada di sebelah barat daya pintu al-Atam (Pintu Raja Faisal), tepatnya di halaman tengah bagian utara Masjid al-Aqsha.  Dinamakan kubah Sulaiman karena dinisbatkan kepada Sulaiman bin Abdul Malik, salah seorang khalifah Umawiyah yang menjadi pemimpin antara tahun 96-99 H. atau sebelum Khalifah Umar bin Abdul Aziz naik tahta. Walaupun sebenarnya kubah ini dibangun pada masa Ayyubiyah tahun 600 H./ 1203 M. dan kembali direnovasi pada masa kesultanan Utsmaniyah. 

Kubah ini berbentuk persegi delapan dan mempunyai satu mihrab. Kubah berada diatas 24 tiang yang terbuat dari marmer. Pintu kubah berada di sebelah utara bangunan. Kubah ini pernah dipakai untuk beribadah, berkhalwat dan untuk menyimpan arsip-arsip pengadilan agama serta arsip-arsip Masjid al-Aqsha. Kemudian Urusan Wakaf dan Pembangunan merenovasinya dan menjadikannya sebagai kantor urusan konseling. Di dalamnya terdapat sandaran yang mengelilingi ash-Shakhrah dan membelah kubah tapi saat ini sandaran tersebut sudah dihilangkan. 

Ketiga: Kubah Masa Mameluk 

  1. Kubah Al-Mizan 

Berada di sebelah selatan pelataran kubah ash-Shakhrah dan menempel di baikah selatan. Kubah ini berada di atas mimbar Burhanuddin. Awalnya, mimbar ini dibuat pada masa Ayyubiyah dengan bahan dari kayu kemudian diganti dengan batu marmer pada masa Mameluk. Penggantian ini oleh Qadhi Burhanuddin pada tahun 790 H. Beliau adalah seorang guru di sekolah Shalahiyah dan khatib di Masjid Al-Aqsha. 

Dinamakan dengan kubah Al-Mizan, karena posisinya yang menempel dengan baikah selatan. Baikah ini dikenal dengan Al-Mizan (timbangan). Maka nama kubah yang menempel dengannya dinisbatkan kepada baikah ini. Bangunan kubah terdiri dari enam tiang penyangga terbuat dari batu marmer. Tiangnya berbentuk persegi delapan. Antara satu tiang dengan tiang lainnya disambungkan dengan tiga ikatan berbentuk setengah cincin. Di atasnya terdapat tonjolan yang melingkari kubah. Kubahnya sendiri berada di atas ubin marmer. 

Keempat: Kubah Masa Utsmaniyah

  1. Kubah An-Nabi

Kubah An-Nabi berada di sebelah barat laut dari pelataran ash-Shakhrah, yaitu antara kubah ash-Shakhrah dan kubah al-Mi’raj. Dinamakan dengan kubah An-Nabi karena diyakini di tempat inilah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam shalat bersama dengan para nabi lainnya ketika malam isra’. Terdapat dalam beberapa teks yang menyatakan bahwa shalatnya Rasulullah dengan para nabi dan mereka berada di sebelah kanan dari ash-Shakhrah. 

Kubah ini dibangun pada masa kesultanan Utsmaniyah. Proses pembangunannya dengan dua tahap. Tahap pertama, dibangun pada masa Sultan Sulaiman al-Qanuni tahun 945 H./1538 M. dengan membangun mihrab yang berada di dalam kubah sekarang, dengan ketinggian 70 cm. Proses kedua, dibangun pada masa Sultan Abdul Majid kedua tahun 1261 H./1845 M. dengan membangun kubah di atas mihrab tersebut. Kubah didirikan diatas 8 tiang yang terbuat dari marmer. Tidak terdapat dinding dalam kubah tersebut. Lantainya berwarna merah yang mengelilingi mihrab. 

  1. Kubah Al-Arwah

Kubah ini berada di pelataran kubah ash-Shakhrah sebelah barat laut atau di depan pos jaga Masjid al-Aqsha. Tidak diketahui mengapa dinamakan dengan kubah Al-Arwah? Ada yang mengatakan bahwa nama tersebut dinisbatkan kepada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyatakan bahwa tanah ini adalah tanah tempat dikumpulkannya dan dibangkitkannya arwah manusia. Kubah ini dibangun pada masa Utsmaniyah. Bangunan kubah tidak berdinding (terbuka). Didirikan diatas 8 tiang yang terbuat dari marmer. Di pondasi tiangnya terdapat sandaran batu yang mengelilingi kubah hingga membentuk mihrab pada arah kiblat. 

  1. Kubah Al-Khidhr

Berada di pelataran kubah ash-Shakhrah sebelah barat laut, tepatnya di dekat baikah barat laut dan menempel dengan dinding tangganya. Didirikan pada abad ke-10 hijriah atau abad ke-16 masehi, yaitu pada masa Utsmaniyah. 

Ada yang mengatakan, Nabi Khidhr pernah mengimami shalat di tempat ini karena tempat di bawah kubah ini adalah tempat untuk berdzikir, berdoa, menuntut ilmu dan beri’tikaf. Tempat dibawahnya dikenal dengan pojok Al-Khidr, maka kedua tempat ini dinisbatkan kepada Nabi Khidhr. Tidak ada dalil pendukung mengenai penisbatan nama tersebut. Bentuknya kecil. Didirikan diatas enam tiang yang terbuat dari marmer. Di atas tiang tersebut diikat dengan lengkungan-lengkungan berdekorasi indah. Di dalam bangunan kubah tersebut berlantaikan warna merah, yang membentuk mihrab menghadap ke arah kiblat. 

  1. Kubah Yusuf Agha

Berada di dalam Masjid al-Aqsha, sebelah barat dari Jami’ Al-Qibli atau di depan museum Islam (Masjid Al-Magharibah). Dinamakan seperti ini karena pendirinya adalah Gubernur yang bernama Yusuf. Didirikan pada tahun 1092 H./1681 M. 

Bangunan kubah ini berbentuk ruangan persegi empat yang diatasnya terdapat kubah. Saat ini, bangunan difungsikan sebagai tempat penjualan karcis masuk ke museum bagi pengunjung non muslim. Adapun pengunjung muslim tidak dikenakan biaya sama sekali. Selain sebagai loket, bangunan ini juga berfungsi sebagai kantor penerangan.

  1. Kubah Yusuf

Kubah ini berada di pelataran ash-Shakhrah, yaitu antara mimbar Burhanuddin dan kubah An-Nahwiyah (sebelah selatan kubah ash-Shakhrah). Didirikan oleh Gubernur al-Quds pada masa Umawiyah yang bernama Yusuf pada tahun 1092 H./1681 M. Ketika orang menisbatkan nama kubah ini kepada Nabi Yusuf, maka dapat dipastikan orang tersebut salah, karena di dalam kubah ini terdapat plang tulisan yang ditulis oleh Shalahuddin Yusuf bin Ayyub dan diletakkan pada dinding kubah ini. Dibangunkannya kubah bertujuan untuk menjaga plang tersebut agar tetap abadi. Itu terjadi ketika renovasi pada masa kesultanan Utsmani. Kubah ini berbentuk segi empat tanpa dinding kecuali arah kiblat (selatan) yang terdapat plang tulisan. Kubah berada di atas empat pondasi tiang dan diatas kubah terdapat bulan sabit, yang keseluruhan bangunan tersebut dibangun pada masa Utsmani. 

  1. Kubah ‘Asysyaq An-Nabi

Kubah ini berada di sebelah tenggara pintu Al-Atam (pintu Raja Faisal). Didirikan pada masa Sultan Mahmud kedua dari kesultanan Utsmani. Itu terjadi pada tahun 1233 H./1817 M. Dipakainya nama kubah ini karena kebiasaan para guru tarekat sufi yang berkumpul untuk mengadakan dzikir di dalamnya. 

Bangunan kubah ini berbentuk persegi empat dengan panjangnya 7 meter. Berdiri diatas empat pondasi kokoh di sudutnya. Di atasnya terdapat empat ikatan batu melengkung yang membawahi kubahnya. Bangunan tidak berdinding dengan terdapat satu mihrab batu. Untuk naik ke pelataran kubah ini diperlukan tiga anak tangga dari arah timur dan barat. Lantainya terbuat dari ubin batu. Di sisi utara terdapat dua list sandaran. 

  1. Kubah Mahdi Isa

Kubah Mahdi Isa adalah Bangunan peninggalan kesultanan Utsmani yang terletak di sudut tenggara Masjid al-Aqsha. Dibangun pada tahun 1315 H./1898 M. 

Bangunan terdiri dari kubah kecil yang ditopang dengan empat tiang. Di bawahnya terdapat batu cekungan yang dinamakan dengan “Mahdi Isa” (Buaian Isa). Batu cekungan ini dibangun pada masa Abbasiah atau Fathimiyah. Di depan batu terdapat mihrab. Disebutkan, bahwa Isa Al-Masih tidur di tempat tersebut ketika masih bayi. Tapi hal ini tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Orang-orang nashrani juga tidak mengakui cerita ini. 

Para peneliti mencoba untuk mencari hakikat bangunan ini dan apa fungsinya. Hasilnya, sebenarnya bangunan ini adalah bagian dari istana khalifah. Salah satu kamar dari kamar besar yang dibentengi dengan dinding masjid. Istana ini berada di dekat mihrab. Dinasti Fathimiyah menjadikan mihrab dan istana ini sebagai tempat beribadah dan mereka menamakannya dengan nama masjid Mahdi Isa. Kemudian Kesultanan Utsmaniyah membuat kubah di atas batu dan mihrab ini. 

  1. Kubah Syaikh Al-Khalily

Berada di pelataran kubah ash-Shakhrah sebelah barat laut, atau tepatnya antara kubah Syaikh Al-Khalily dengan kubah ash-Shakhrah terdapat kubah Al-Mi’raj dan kubah An-Nabi. 

Bangunan kubah berbentuk persegi empat, berdinding tertutup, yang ditopang dengan empat tiang pondasi. Di setiap sisi dinding terdapat dua jendela sehingga jumlah jendelanya ada 8. 

Sumber: Dr. Saiful Bahri M A,

Ensiklopedia Mini Masjid al-Aqsha

Related Articles