Sejarah Pembangunan Masjid Al Aqsa

by admin
8595 views

Oleh: Dr. Sharif Abu Shammalah
CEO of al-Quds Foundation Malaysia

Masjid Al Aqsa adalah sumber keberkahan. Keberkahan yang telah menyebar ke segala tempat di sekitarnya. Ia adalah masjid kedua di muka bumi yang dibangun sebagai tempat untuk menyembah Allah swt. Sejarahnya terikat erat dengan masjid Haram. Ia menjadi saksi perjalan para nabi yang pernah shalat dan menyembah Allah swt di dalamnya.Dari mihrabnya mereka menyampaikan risalah kenabian. Dalam tulisan ini kita akan mendiskusikan periode dari sejarah masjid Al Aqsa, agar kita mengetahui bagian-bagian paling penting dalam jangka waktu yang dimulai dari masa pembangunannya hingga masa Nabi Isa as. Kita akan menggali informasi dari sumber-sumber islam dan menyertakan isyarat yang terkandung di dalamnya, juga yang telah diamini oleh para ulama besar dari riwayat-riwayat yang terdapat dalam kitab-kitab mereka.

Pembangunan Pertama

Sudah jelas dalam sunnah nabawiyah bahwa masjid Al Aqsa  dibangun 40 tahun setelah pembangunan masjid Haram. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar ra, beliau berkata: “aku pernah bertanya kepada Nabi saw, masjid apa yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Beliau menjawab: “masjid Haram,” aku bertanya lagi: “kemudian apa?,” beliau menjawab: “masjid Al Aqsa,” aku bertanya: “berapa lama jarak antara kedua nya?”  beliau menjawab: “empat puluh tahun,” kemudian Nabi menambahkan: “di manapun engkau mendapati waktu shalat telah tiba, maka shalat lah, karena bumi bagimu adalah masjid.” (Shahih Bukhari: juz 4, hal 422). Hadits ini adalah dasar dalam memahami sejarah masjid Al Aqsa, karena Hadits ini menjelaskan bahwa pembangunan masjid Al Aqsa sangat awal sekali yaitu beberapa saat setelah pembangunan masjid Haram. Karena masa 40 tahun adalah waktu yang amat singkat bila dibandingkan dengan usia para manusia awal atau dengan usia kehidupan mereka di muka bumi.

Satu persoalan yang biasanya menyertai sejarah pembangunan masjid Al Aqsa adalah siapa sesungguhnya yang membangun nya pertama kali. Persoalan ini sendiri telah menjadi perhatian dan penyelidikan para ulama masa lampau maupun kontemporer. Dalam hal ini Ibnu Hajar telah menunjukkan beberapa pendapat tentang siapa sesungguhnya yang membangun masjid Al Aqsa. Disebutkan: ”yang pertama kali membangun masjid Al Aqsa adalah Nabi Adam as,” dikatakan juga: ”para malaikat,” dikatakan: “Sam bin Nuh as,” dikatakan: “Ya’qub as.” Pendapat-pendapat tersebut merujuk kepada Ibnu Juazi, Ibnu Hisyam dan selain mereka berdua. Maka pendapat yang rajih (kuat) adalah bahwa Nabi Adam as lah yang membangun masjid Al Aqsa setelah membangun masjid Haram. Ibnu Hajar mengatakan: “Kemungkinan (tentang siapa yang membangun Ka’bah) yang disebutkan oleh Ibnu Jauzi adalah beralasan. Karena aku juga telah menemukan pendapat yang menguatkan dan mendukung bahwa Nabi Adam as lah yang membangun kedua masjid tersebut (masjid Haram dan masjid Al Aqsa)” (Ibnu Hajar Al Asqalani: Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, juz 6, hal. 408-409). Ibnu Hisyam juga memberikan rincian yang mendukung pendapat ini, ia mengakatan:”beberapa saat setelah Nabi Adam as membangun Ka’bah, Allah swt memerintahkan nya untuk pergi ke sebuah negeri yang disucikan. Lalu Jibril as mengajari nya bagaimana membangun Baitul Maqdis, maka ia pun membangun Baitul Maqdis” ( Kitab At Tijaan fi Muluk Bani Hamir: hal. 21-22).
Satu hal yang patut diperhatikan adalah, bahwa yang dimaksud dengan Baitul Maqdis di sini adalah masjid Al Aqsa. Penyebutan dengan nama ini untuk pertama kalinya terdapat pada permulaan surah Al Isra’. Kemudian kaum muslimin, pada abad-abad berikutnya, terbiasa menyebut nama Baitul Maqdis sebagai kota dan nama Al Aqsa adalah masjid. Karena masjid Al Aqsa merupakan inti kota Baitul Maqdis dan bangunan pertama yang terdapat di kawasan tersebut, sebagaimana Ka’bah yang menjadi bangunan pertama di kawasannya (Mekkah). (Kitab At Tijaan fi Muluk Bani Hamir: hal. 21-22). Adapun persoalan lain yang membingungkan sebagian orang adalah bahwa masjid Al Aqsa dibangun empat puluh tahun setelah pembangunan masjid Haram berdasarkan hadits yang lalu. Berarti masjid Al Aqsa dibangun selama era Nabi Ibrahim as, karena dia lah yang membangun Ka’bah berdasarkan nash Al Quran: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 127)Jawaban untuk persoalan ini adalah bahwa pembangunan Nabi Ibrahim as terhadap Ka’bah adalah pembaharuan (bukan membangun dari awal). Hal itu dikuatkan dengan fakta bahwa Nabi Ibrahim as dan anaknya Ismail as telah mengetahui tentang keberadaan masjid Haram sebelum memperbaharui nya, sebagaimana perkataannya (dalam Al Quran): “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati …” (QS. Ibrahim: 37)

Ini lah yang disepakati oleh beberapa ulama seperti Ath Thabari dalam tafsirnya, Ar Razi dalam At Tafsir Al Kabir, Al Qurthubi dalam tafsirnya Al Jami’ liahkamil Quran, Ash Shuyuthi dalam Syarh Sunan An Nasa’i, Al Baghawi dan ulama lainnya. Ath Thabari mengatakan,: “(yang dimaksud) Al Qawaid (dasar-dasar) adalah dasar-dasar yang telah ada sebelumnya.” Ulama lain mengatakan,: “bahkan ia adalah dasar-dasar rumah (Baitulllah) yang Allah swt turunkan dari langit kepada Adam as di bumi” (Abdullah Ma’ruf: Al Madkhal ila Dirasat Baitul Maqdis) Dari nash-nash dan beberapa pendapat tersebut di atas, yang didukung oleh beberapa ulama dan mufassirin, jelaslah bahwa yang membangun masjid Al Aqsa adalah Nabi Adam as.

Bentuk dan Orientasi Pembangunan Awal dari Masjid Al Aqsa

Pada bagian akhir dari riwayat Ibnu Hisyam yang telah lalu, “Lalu Jibril as memberitahukan nya (Adam as) bagaimana membangun Baitul Maqdis.” Ini merupakan fakta tambahan yang unik dan amat penting dalam sejarah pembangunan masjid Al Aqsa, yang menguatkan bahwa Nabi Adam as membangun masjid Al Aqsa sesuai dengan cara (desain) yang diwahyukan oleh Allah swt kepada nya melalui perantara Jibril as. Salah satu penemuan penting adalah penelitian yang dilakukan oleh Hitsam Yahya Al Rothruth. Penelitian ini sendiri terfokus pada hubungan Ka’bah dan masjid Al Aqsa dari sisi desain (rancang bangun) dan sejarah. Dimana ia meneliti dimensi (desain) Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as berdasarkan Qaqawaid (pondasi yang dibangun) Nabi Adam as yang didasarkan pada apa yang dijelaskan oleh Al Azroqi (wafat tahun 225 H) dalam kitabnya Tarikh Makkah. Maka dengan ini desain Ka’bah secara rancang bangun bisa ditentukan.Kemudian ia meneliti dimensi masjid Al Aqsa yang ada pada masa para Nabi yaitu sebelum dilakukan perluasan oleh kekhalifahan Umayyah (sebelum abad 1 Hijriah / 7 Masehi). Hal ini ia dasarkan pada beberapa penelitian dan catatan arkeologis terkini. Maka desain masjid Al Aqsa secara rancang bangun bisa ditentukan. Akhirnya ia melakukan perbandingan antara keduanya dan sampai kepada satu kesimpulan, sebagaimana yang ia tuliskan: “ketika melakukan perbandingan desain rancang bangun antara masjid Al Aqsa ketika awal dibangun dan Ka’bah, jelaslah ada kemiripan yang mutlak antara keduanya. Kemiripan ini terdapat pada proporsi sisi-sisi dan tingkat kemiringan keduanya. Singkatnya, hasil dari perbandingan secara desain rancang bangun ini adalah bahwa masjid Al Aqsa dan Ka’bah dibangun oleh perancang yang sama. Kemungkinan hal ini menunjukkan bahwa desain keduanya dirancang oleh satu orang yang sama atau orang yang merancang salah satu dari keduanya hidup dalam kurun waktu tertentu di dua tempat tersebut dan ia mengetahui detail yang terdapat pada keduanya.” (Lihat gambar)

Pola arsitektur Ka’bah pada jaman Nabi Ibrahim as dan “kawasan” masjid Al Aqsa pada awal abad ketujuh Masehi. Bentuk rendah yang terdapat pada keduanya menandakan proyeksi horisontal dari Ka’bah dan “kawasan” masjid Al Aqsa, dimana bisa dilihat adanya kemiripan antara proyeksi horisontal kedua bangunan tersebut. (SUMBER: Al Rothruth, 2015).

Hitsam Al Rothruth menambahkan bahwa penelitiannya pada lokasi masjid Al Aqsa dan Ka’bah menyingkap satu fakta bahwa dulu masjid Al Aqsa menghadap ke Ka’bah. Yaitu bahwa dari awal masjid Al Aqsa dibangun menghadap kiblat. Maka hal ini menguatkan hadits yang menerangkan bahwa masjid Al Aqsa dibangun setelah masjid Haram, karena ia (masjid Al Aqsa) menghadap ke arahnya (masjid Haram). (Lihat gambar). Hasil yang teramat penting ini menguatkan fakta bahwa Nabi Adam as membangun masjid Al Aqsa berdasarkan pada rancangan yang detail dan jelas, melampaui kemampuan manusia. Maka pastilah ini merupakan ketetapan Allah swt. Ini pula yang menjadi dasar penguat akan hubungan yang terjalin antara kedua masjid tersebut, baik dari sisi sejarah, agama maupun bangunan.

Related Articles