Pembakaran Masjid Al Aqsa: Sebuah Kejahatan Abadi

by admin
4277 views

Oleh: Dr. Sharif Abu Shammalah
CEO of al-Quds Foundation Malaysia

Sejak Zionis Israel menduduki kota Al Quds dan masjid Al Aqsa pada tahun 1967, sejak itu pula mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan masjid Al Aqsa dan mendirikan tempat peribadatan yahudi sebagai gantinya. Terdapat rangkaian panjang dari beberapa pelanggaran yang mereka lakukan. Salah satu dari usaha tersebut adalah usaha pembakaran masjid Al Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. Kerena itu, Yayasan Al Quds Malaysia mengajak para pembaca untuk lebih memahami detail-detail kisah yang menyedihkan tersebut:

Pembakaran

Pembakaran tersebut terjadi pada pagi buta, 21 Agustus 1969. Ketika seorang yang berkebangsaan Australia (pindah dan menetap lalu menjaid warga negara Israel) menyalakan api di masjid Qibli (salah satu bagian masjid Al Aqsa). Lalu api mulai melahap minbar Shalahuddin (sebenarnya yang membuatnta adalah Nuruddin Zanki). Dari sini api menjalar dan membakar bagian dan perabot masjid, khususnya pada bagian timur.

Peran Penjajah dalam Kejahatan tersebut

Terungkap bahwa ada peran pemerintah penjajah Israel dalam pembakaran tersebut. Dibuktikikan dengan fakta bahwa mereka sengaja menghetikan aliran air ke masjid Al Aqsa dan daerah sekitarnya. Begitu juga dengan pemadam kebakaran, yang notabene dibawah kendali pemerintah lokal kota Al Quds dibawah otoritas pemerintah penjajah Israel, yang sengaja datang terlambat untuk sampai ke tempat kebakaran. Hal ini yang kemudian memaksa para jamaah shalat berinisiatif memadamkan api hanya dengan pakaian mereka dan peralatan seadanya.

Terungkap pula melalu investigasi teknis bahwa pembakaran terjadi di dua tempat berbeda; yang berarti bahwa pembakaran ini terorganisir dengan baik dan bukan terjadi begitu saja.

Kerugian Materi dan Non-materi (Peradaban)

Tidak hanya Masjid Al Aqsa tapi juga peradaban manusia telah kehilangan sejumlah koleksi dan landmark monumental karena pembakaran ini, beberapa di antaranya adalah:

  • Minbar Shalahuddin yang dianggap sebagai  karya seni dan arsitektur langka, kerena dibuat dengan cara interlock (saling mengunci satu sama lain) tanpa ada paku satu pun. Shalahuddin Al Ayyubi memindahkan minbar ini ke masjid Al Aqsa bersamaan dengan pembebasan masjid Al Aqsa dari para tentara salib.
  • Masjid umar yang memiliki atap berbahan tanah liat dan jembatan kayu.
  • Mihrab Zakaria di bagian timur masjid Al Qibli.
  • Maqam Al Arbain
  • Tiga koridor dari koridor yang awalnya berjumlah tujuh di masjid Al Qibli. Juga sebagian dari atapnya runtuh ketika terjadi pembakaran tersebut.
  • Awal surah Al Isra’ yang terbuat dari mosaik emas di atas mihrab dengan panjang 23 meter ke arah bagian timur.
  • Jembatan kayu berhias sebagai tempat lampu-lampu digantung (yang terdapat di antara kolom)
  • 48 jendela yang terbuat dari kayu, gipsum dan kaca berwarna nan unik pembuatannya dan cara pembuatan lubang pada gipsum untuk menghalau masuknya cahaya matahari secara langsung ke dalam masjid.
  • Keseluruhan karpet Persia.

Konsekwensi Politik:

  • Pembakaran tersebut menyebabkan timbulnya kutukan internasional. Dewan Kemanan PBB mengadakan sidang dan mengeluarkan resolusi no. 271 tahun 1969 yang mengutuk keras Israel dan menghimbau penghentian semua rancangan untuk merubah kondisi Al Quds.
  • Resolusi tersebut menyatakan bahwa “Dewan Keamanan mengungkapkan rasa sedihnya karena adanya kerusakan masiv menyusul peristiwa pembakaran masjid Al Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969 di bawah pendudukan militer Israel, dan menyadari adanya kerugian budaya kemanusiaan sebagai hasil dari kerusakan ini.
  • Bangsa Arab dan kamu muslimin marah besar yang menyebabkan para petinggi negara-negara Islam mengadakan rapat di Rabat pada tanggal 25 September 1969. Rapat ini menghasilkan keputusan untuk membuat Organisasi Konfrensi Islam (kemudian menjadi Organisasi Kerjasama Islam)
  • Zionis Israel memprediksi bahwa kemarahan bangsa arab dan dunia Islam akan berubah menjadi sebuah ancaman bagi eksistensi Israel sendiri. Akan tetapi, ternyata, kemarahan tersebut hanya sampai pada tahap demonstrasi, kutukan dan pembentukan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) saja.
  • Nasib para pelaku kejahatan
  • Ekstremis yang menyalakan api: ditangkap oleh polisi penjajah Israel dan dibawa ke pengadilan semu. Diputuskan bahwa pelaku tersebut adalah orang gila, kemudian dideportasi ke Australia hingga meninggal pada tahun 1995.
  • Pemerintah penjajah Israel: hingga hari ini masih sebagai pelaku kejahatan besar yang menyebabkan kerusakan di masjid Al Aqsa dan masih melaksanakan rencananya secara bertahap.

Lalu setelah itu apa?

Semua usaha dan rencana-rencana penjajah Israel di masjid Al Aqsa mengindikasikan kepada satu hal bahwa sesungguhnya api itu masih menyala dan kejahatan pun masih berlanjut.

Lalu bagaimana kita merawat ingatan (akan kejahatan) ini dan semakin menajamkan nya dalam ingatan kita?

Ingatan akan kejahatan ini sangatlah penting. Ia adalah bukti dari kebencian dan konspirasi Zionis Israel terhadap masjid Al Aqsa. oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, baik secara individu maupun lembaga, untuk menolong masjid Al Aqsa:

–    Senantiasa menjaga isu-isu tentang masjid Al Aqsa tetap hidup dalam jiwa kita dan dalam setiap kesempatan.

–    Berusaha untuk menjaga masjid Al Aqsa dengan jalan memberikan bantuan baik secara politik, moral, ataupun materi kepada para murobithin (para penjaga) masjid Al Aqsa.

–    Berusaha di level hukum untuk memaksa Zionis Israel agar mau berkomitmen terhadap resolusi-resolusi internasional dan segera meninggalkan masjid Al Aqsa.

–    Menyebarkan kesadaran dan pemahaman tentang realita masjid Al Aqsa kepada halayak umum.